Statistik Pengunjung

Selasa, 29 Desember 2015

HUNTING SINDORO

0 komentar










HUNTING MERBABU

0 komentar
So Beauty Then Cute

Yellow Of Green

DOF Luas

Fresh Edelweis

Merapi from Merbabu

Tekstur

Selection Foccus

Tebang?


Red Cantigi

Stand Alone

Dark Cloud


Selasa, 22 Desember 2015

Utopia - Baby Doll (Cover Empty Band)

0 komentar

PENDAKIAN GUNUNG MERBABU

0 komentar

SAHABAT - EMPTY accoustic

0 komentar

Senin, 21 Desember 2015

Pendakian Gunung Merbabu Via Selo, Boyolali

1 komentar
"so far we walk, so far we go, so far we pray, only one that we want, it just for look creation of God and back home".

Kemana kaki ini akan melangkah, tentunya mengikuti alur hidup yang telah di jalani. Cieee, pembukaan dari sebuah cerita perjalanan yang sangat menyentuh,wuhuu.  Kali ini Mala bakal bawa kalian ke suatu tempat yang sebetulnya sudah tidak asing lagi di dengar. Tahukah kalian, gunung api bertipe strato yang secara geografis terletak pada 7,5° LS dan 110,4° BT. Secara administratif berada di wilayah Kabupaten Magelang (lereng sebelah barat), Kabupaten Boyolali (lereng sebelah timur), Kota Salatiga (Selatan) dan Kabupaten Semarang (lereng sebelah utara) dan sudah pasti di Provinsi Jawa Tengah. Waw, hapal! Oh No, itu sumber dari internet kok, hihi. Guess What? Yup, It is Merbabu Mountain.

Sedikit bercerita mengenani gunung merbabu sebelum kita memulai pendakian, ciee mau mendaki bareng Mala, yippii.
Menurut wikipedia, Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Malik pada abad ke-15. Menurut etimologi, "merbabu" berasal dari gabungan kata "meru" (gunung) dan "abu" (abu). Nama ini baru muncul pada catatan-catatan Belanda. Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.

Waw, cukup tinggi juga yah 3.145 meter di atas permukaan laut. Oh God, betapa kecilnya diri saya dibanding dengan salah satu bagian permukaan bumi yang menjulang tinggi ini.
Gunung Merbabu ini sangat populer sebagai tempat dimana para "yang katanya pecinta alam" melakukan perjalanan pendakian. hmm, kalau dirasakan medannya memang tidak terlalu berat dibanding dengan Gunung Sumbing via Garung (pengalaman). Dan pemandangan yang disajikan tidak sedikitpun terlihat buruk, artinya yaa Subhanallah, Ciptaan Allah tak pernah ada yang buruk kecuali bekas ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Namun, tidak menutup kemungkinan disebuah perjalanan pasti memiliki potensi bahaya yang harus diperhatikan pendaki seperti udara dingin, kabut tebal, hutan homogen yang lebat dan tidak cukup mendukung untuk sarana survival, serta tidak adanya sumber air kecuali hujan (itupun jika turun hujan). So, sudah seharusnya kita membawa persediaan air yang mencukupi untuk perjalanan.

Untuk mendaki gunung Merbabu kita bisa melalui 5 jalur yaitu :
1. Jalur Selo (Boyolali)
2. Jalur Wekas (Magelang)
3. Jalur Cunthel (Magelang)
4. Jalur Thekelan (Magelang)
5. Jalur Swanting (Magelang, jalur baru).

Oke, kita memulai dengan meeting point di Utara Sanggar Pramuka UNY dengan orientasi medan Barat Koridor SC, Utara Timur Selatan blablaablaaa (teringat Orienteering) hihi. Seusai berkumpul, cek perlengkapan dll, pukul 17.00 WIB saya dengan 6 rekan saya memulai perjalanan menuju basecamp Selo, Boyolali. Tidak langsung sampai begitu saja. Saya dan rekan saya sempat salah basecamp, basecamp pertama yang di kunjungi sangat sepi sekali bahkan bisa dikatakan tidak ada penghuninya. Pukul 19.45 WIB kami sampai di basecamp Selo (yang sebenarnya). Istirahat sejenak dengan 6 rekan ditambah dengan 1 rekan yang menyusul. 45 menit kami istirahat, sholat, makan dan melakukan pemanasan sebelum memulai pendakian dengan dipimpin oleh satu rekan saya. ("Rekan-rekannya kapan mau dikenalinnya Mal?" "hmm, nanti yaa di puncak") wihii.
Pemanasan selesai, inilah yang ditunggu-tunggu pukul 20.30 WIB Saya dan rekan saya mulai melangkah untuk melakukan perjalanan rohani (cielah rohani, ndaki ajalah). Ada kejutan spesial ternyata selama perjalanan, You know what? perutku mulai merasakan suatu getaran yang tak asing, hmm. Hal itu membuat saya lemah, benar-benar lemah. Tidak seperti pendakian-pendakian saya yang sebelumnya, hari pertama pendakian Merbabu dengan hari pertama kewajiban bulanan seorang wanita datang itu rasanya sangat tidak nyaman, mual, pusing dan akhirnya saya mengeluarkan isi perut via mulut di Pos 1. Sama sekali tidak lega, masih ada yang mengganggu. Tidak baik memang, seorang wanita yang sedang menstruasi melakukan perjalanan panjang dan berat (jangan diikuti ya, hanya orang ngeyel saja yang melanggar hal itu, dan itu saya). Melanjutkan perjalanan dari pos 1 menuju pos 2 masih dibersamai hutan homogen dengan diiringi rintik hujan. Pukul 00.00 WIB Saya dan rekan saya sampai pos 2 dan memutuskan untuk mendirikan tenda dome, makan malam dan tidur. Hari Pertama telah dilalui...

Hari kedua...
Mala... mala... bangun... (terdengar suara alarm alami). Beginilah Mala, tidur duluan bangun belakangan.
Pukul 06.00 WIB, saya dan beberapa rekan saya yang sudah bangun dari lelap mulai menjadi Chef gunung,
Masak Rimba atau Masak di Rimba sama atau tidak?
Tahu kolak? yap! tidak menutup kemungkinan kalau kami bisa
masak kolak di atas gunung.

Tersenyum di pagi hari tidak ada salahnya kan?

Chef Mala, wuhu

Masak, makan, packing  selesai. Namun perjalanan kita belum selesai, bahkan setengahnya pun belum. So, mari kita lanjutkan mendaki, from post 2 to post 3 to sabana 1 - 2 and summit.
Tidak lupa berdo'a sebelum melanjutkan perjalanan dimanapun, kapanpun dan sampai kapanpun.

Foto Ceria keluarga Montoya sebelum melanjutkan perjalanan ke pos 3. Montoya Bukan sponsor kami loh, itu hanya keisengan kami, hehe.
Pas yaa 8 orang, yang fotoin siapa? wah, tidak lupa berterima kasih kepada mas-mas yang merelakan waktunya untuk men-shoot kami yang tidak penting ini, hihi.

Suasana area camping, dikelilingi dengan rumput dan buah blackberry (blackberry? apa itu Mal? Hp?), haha tidak tidak bukan blackberry sepertinya blueberry (tapi warnanya merah/hitam Mal, bukan biru), hmmm oke sebut saja buah berry.
Masih kami yang asyik berfoto ria ..

Oke Go!!

Berbagai track yang kami lalui, dari turun hingga naik
dan landai (sebut saja bonus)

You can look the track!

track dengan tanah dan bebatuan yang licin kalian
hati-hati ya, takut jatuh "aku mencintaimu" (eyaa nyanyi)

Mana bosan kami, berjalan dengan disajikan landscape indah
alhamdulillah kami sampai di Pos 3.

Kalian lihat itu, ya! itu adalah background foto studio
ya, anggap saja kami sedang foto studio, huhu

Jump.. jump.. jump jim jum.. haha saya dan 1 rekan saya
berhasil melompat, yang lain maaf yaa.

Kali ini cantik, 4 orang berhasil stop action wihi.

candid, astaga saya terlihat buruk di depan si model :3

Untuk menuju sabana 1, naik naik ke sabana 1 ayoo pegang
akarnya (nyanyi), cie pegang akar! pegang tangan dong hahaa

track menuju sabana 1


look at ! si jomblo itu sudah merasa tidak jomblo lagi.

Dua rekan saya yang tak pernah lelah menopang carriernya.

Haloo, kami sampai di sabana 1. Syukur :)

Subhanallah, jelas sekali mengapa orang-orang senang
berdatangan kesini.

Padahal melelahkan..

Saya dan rekan saya, dan kami adalah dua kaum hawa diantara
enam kaum adam.

Oh, sulit sekali berhenti untuk mengabaikan pemandangan
yang indah ini. #Sabana1

PLEASE READ AND SAVE ME!

Lanjut perjalanan Menuju Sabana 2

Sabana 2

Sabana 2


Sabana 2



Flashback  dulu yuk, kalian ingat kebakaran Gunung Merbabu akhir September lalu? Lihat ini, ini adalah korban kebakaran yang terjadi di merbabu? kalian pasti sudah tahu ini apa, yap! si cantik edelweis yang turut menjadi korban saat kebakaran Gunung Merbabau terjadi. Please hati-hati dalam menggunakan api di lahan terbuka seperti gunung (peringatan itu juga untuk saya). Bukan menyalahkan sepenuhnya pada pendaki (karena saya pun senang manjat gunung), tapi kita sebagai orang yang sering menggunakan fasilitas alam di gunung sudah seharusnya menjadi garda terdepan dalam kelestarian gunung. Para pendaki bisa memulainya dari hal yang kecil, seperti tidak membuang sampah sembarangan. Termasuk saat musim kebakaran hutan agar memperhatikan betul soal penggunaan api di dalam hutan.
Lewat sudah sabana 2, selanjutnya... jeng.. jeng..
apakah kami sampai sabana 2 saja?
Oh tidak, ternyata kami berhasil mengalahkan rasa lelah kami,
dan melanjutkan perjalanan menuju Trianggulasi Summit.


LANJUT!
Tadaaaaaaaaaa, alhamdulillah wasyukurillah, akhirnya kami sampai di Puncak Trianggulasi. Puncak Trianggulasi merupakan puncak tertinggi di merbabu dibandingkan dengan 6 puncaknya yang lain. Wah, banyak juga ya puncaknya! yap ingat, karena Gunung Merbabu merupakan Gunung Strato, jadi puncaknya tidak hanya 1. Seperti Gunung Merapi yang memiliki 1 puncak #PuncakGaruda

Sudah sampai puncak yaa, baiklah mari saya ajak kalian untuk PDKT dengan rekan-rekan saya.

CEKIDOT!
Haloo, perkenalkan ini rekan saya yang paling sepuh (widih sepuh)
Sebut saja Dia Si raja gombal (haduh di seri gak yaa) haha, tidak tidak! perkenalan yang sebenarnya yaa
Namanya adalah Sri Wantoro, Sebut saja Ia Kak Toro. Kok bisa "raja gombal"? haha sepanjang jalan hobinya gombal terus, tapi asyik! itu hanya untuk mencairkan suasana "katanya"
kedua.. Siapa dia? Dengan gaya mengangkat tangan sambil mengabaikan aroma dari ketiaknya hahaa, canda!
Namanya adalah Andhika Hidayat Kurniawan.

The Third.. Who is she? sebut saja dia wanita yang pigmen kulitnya tidak bisa hitam (halah apa itu, ucapan siapa itu, ucapan kak Manan).
Namanya adalah Nura Azizah Zahra.

The Fourth... Who? Perlukah dikenalkan? Sepertinya tidak haha
....................................................................................................
Oke takut penasaran, mari saya kenalkan haha #raceto
Namanya adalah Kak Manan, hmm. dengan gaya sok smile.


Oke Mulai kedinginan, karena kami disambut oleh kabut tebal di puncak. Selesai yaa, perkenalannya. sudah berapa manusia yang dikenalkan? haha
lanjut tidak? tidak? lanjut? Lanjuut :D

Oke figuran..

Wah, ini dia jomblo akut yang tadi ditemukan sedang berpelukan dengan pohon.
Namanya adalah Kak Afi .. yup! Afi Muhammad Furqoni.

Omo... figuran lagi..



Freak!

Happy Montoya  hahaa
look at! dengan gaya mengangkat satu kaki seperti... sepertinya saya kenal, kalian kenal? belum? oke perkenalkan Namanya adalah Ahmad Chabib, Panggil saja dia kak chabi (tanpa B) haha dia si jago gombal juga nih, Nura sudah setengah ketularan gombal juga dari dia haha.


Nah! yang satu ini, diam-diam agak modus juga wihi, hati-hati dimodusin sama rekan saya yang satu ini.
Perkenalkan, Namanya adalah Afip. Please call His Kak Afip.
Ciiiisss


Terakhir! Siapa dia? Wanita yang biasa disebut Sok Strong ! (Ingat! Sok Strong,  bukan So Strong). haha, yang saat perjalanan kali ini Ia di porteri dengan Kak Manan, haha baru pertama kali loh carrier-nya dibawain sampe pos 2, sungguh lemahnya saya saat itu hikss...
Oke kenalin nama gueeeee (eya gue), haha Nama saya Dewi Nurmala Sari, Please call me MALAAA (triple A) hihi.



Bersyukur sampai di puncak dan lapaaar... Perut kami terus berdemo, puas berfoto bersemedi serta mendinginkan diri di puncak (wow, mendinginkan diri) serta kabut tebal mulai menyelimuti. Pukul 15.00 WIB kami hendak turun dan kembali menuju titik camp. Pukul 17.30 WIB sampai di titik camp, mulai menjadi chef kembali dan menikmati makan siang di sore hari. Selesai makan, kami packing dan melanjutkan perjalanan pukul 18.30 WIB ke tempat tujuan yang sebenarnya (turun ke basecamp dan pulang ke rumah/kost). Pukul 20.35 WIB kami sampai di basecamp. Istirahat kurang lebih 1 jam, merebahkan diri dan menunaikan ibadah Sholat. Setelah itu, pamit dan Back To Yogyakarta.


Wuuh, gimana pendakiannya? Biasa? Ya tentu biasa kalau hanya dengan membaca saja, silahkan dicoba! Tapi ingat! patuhi aturan yang ada! Bawa sampah turun! Take gambar boleh, asal jangan take yang lain seperti tumbuhan dan hewan yang ada di gunung. FIRST SAFETY Okay ;) !

 
Copyright © Little Finger